Bersyukur Menuju Bahagia


Ada kisah menarik seorang kakek tua miskin yang sedang lewat di depan  toko sepatu. “ Ya Tuhan, kapan ya aku bisa membeli sepatu baru itu ”. Itulah kata-kata yang ada di dalam benaknya. Ia selalu  mengeluh karena tak dapat membeli sepatu, padahal sepatunya usangnya sudah lama rusak.

Tapi pada suatu sore ia melihat seseorang yang tak memiliki kaki , sedang bercanda ria, raut mukanya sedikitpun tak tampak kesedihan. Wajahnya terlukis keceriaan. Lama ia memandangi fenomena tersebut. Saat itu juga si kakek tergugah hatinya. Tersadar bahwa dia masih lebih beruntung dibandingkannya. Mulailah ia berhenti mengeluh dan mulai untuk bersyukur.


Syukur merupakan kualitas hati yang terpenting. Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa damai, tentram, dan bahagia. Sebaliknya perasaan tak bersyukur akan senantiasa membebani kita. Kita akan selalu merasa kurang dan tidak bahagia. Bersyukurlah  atas segala galanya dan Segala galanya patut kita syukuri. Inilah ajaran dari Budha Maitreya kepada kita agar kita bisa bahagia.

Kehidupan materi bukanlah yang bisa membuat kita bahagia. Tapi hati, pikiran dan rohani kitalah yang menuntun kita ke jalan bahagia. Hati dan pikiran yang senantiasa bersyukur menerima apapun kondisi kita dengan hati yang lapang dada, dengan pikiran yang positif. Materi hanyalah sarana saja. Bukan yang utama. Kondisi batin dan jiwa kitalah yang terpenting. Hati yang senantiasa damai, tentram dan bahagia, inilah yang seharusnya menjadi prioritas kita hidup sebagai manusia. Bukan saja untuk diri sendiri tapi bisa juga membaginya untuk semua makhluk di dunia ini. Dengan demikian semuanya bisa merasakan Indahnya Kebahagian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar